Sejarah Angka Nol
Selasa, 23 Juli 2013
0
komentar
Sekitar tahun 300 SM orang babilonia
telah memulai penggunaan dua buah garis miring( // ) untuk menunjukkan sebuah
tempat kosong, sebuah kolom kosong pada Abakus. Simbol ini memudahkan seseorang
untuk menentukan letak sebuah symbol. Angka nol sangat berguna dan merupakan
simbol yang menggambarkan sebuah tempat kosong dalam Abakus, sebuah kolom
dengan batu-batu yang ditempatkan di dasar. Kegunaannya hanya untuk memastikan
bahwa butiran-butiran tersebut berada di tempat yang tepat, angka nol tidak
memiliki nilai numeric tersendiri.
Pada komputer nol ini dapat merusak
sistem, karena nol diartikan tidak ada. Berapapun bilangan dikalikan dengan nol
hasilnya tidak ada. Nah inilah yang membuat bingung dalam operasi perhitungan.
Perhatikan contoh ini :
0 = 0 ( nol sama dengan nol,
benar)
0 x 3 = 0 x 89 (nol
sama-sama dikalikan dengan sebuah bilangan, karena juga akan bernilai nol)
(0 x 3)/0= (0 x 89)/0
(sebuah bilangan dibagi dengan bilangan yang sama, akan bernilai satu)
3 = 89 (???, hasil ini yang
membuat bingung)
Angka nol berbenturan dengan salah satu
prinsip utama filsafat barat, sebuah dictum yang akar-akarnya terhujam dalam
filsafat angka Phythagoras dan nilai pentingnya tumbuh dari paradoks Zeno.
seluruh cosmos Yunani didirikan di atas pilar: tak ada kekosongan. Kosmos
Yunani yang dis=ciptakan oleh Phytagoras, Aristoteles dan Ptolemeus masih lama
bertahan himpunanelah keruntuhan peradaban Yunani. Dalam kosmos ini tak ada
ketiadaaan. Oleh karena itu, hampir sepanjang dua milinium orang-orang barat
tak bersedia menerima angka nol. Konsekuensinya sungguh menakutkan. Ketiadaan
angka nol menghambat perkembangan matematika, menghalangi inovasi sains dan
yang lebih berbahaya, mengacaukan sistem penanggalan.
Tokoh-Tokoh Teori Bilangan
Pythagoras (582-496 SM)
Pythagoras adalah seorang matematikawan dan
filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai “Bapak
Bilangan”, dia memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran
keagamaan pada akhir abad ke-6 SM.
Salah satu peninggalan Pythagoras yang
terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa
dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari
kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini
telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini
dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan
pengamatan ini secara matematis.
Jamshid Al-Kashi (1380 M)
Al-Kashi terlahir pada 1380 di Kashan,
sebuah padang pasir di sebelah utara wilayah Iran Tengah. Selama hidupnya,
al-Kashi telah menyumbangkan dan mewariskan sederet penemuan penting bagi
astronomi dan matematika.
Pecahan desimal yang digunakan oleh
orang-orang Cina pada zaman kuno selama berabad-abad, sebenarnya merupakan
pecahan desimal yang diciptakan oleh al-Kashi. Pecahan desimal ini merupakan
salah satu karya besarnya yang memudahkan untuk menghitung aritmatika yang dia
bahas dalam karyanya yang berjudul Kunci Aritmatika yang diterbitkan pada awal
abad ke-15 di Samarkand.
Abu Ali Hasan Ibnu Al-Haytam (965 M)
Abu Ali Hasan Ibnu Al-Haytam lahir
Basrah Irak, yang oleh masyarakat Barat dikenal dengan nama Alhazen. Al-Haytam
adalah orang pertama yang mengklasifikasikan semua bilangan sempurna yang genap,
yaitu bilangan yang merupakan jumlah dari pembagi-pembagi sejatinya, seperti
yang berbentuk 2k-1(2k-1) di mana 2k-1 adalah bilangan prima. Selanjutnya
Al-Haytam membuktikan bahwa bila p adalah bilangan prima, 1+(p-1)! habis dibagi
oleh p.
Pierre de Fermat
Fermat menuliskan bahwa “I have discovered a
truly remarkable proof which this margin is to small to contain”. Fermat juga
hampir selalu menulis catatan kecil sejak tahun 1603, manakala ia pertama kali
mempelajari Arithmetica karya Diophantus. Ada kemungkinan Fermat menyadari
bahwa apa yang ia sebut sebagai remarkable proof ternyata salah, karena semua
teorema yang dia nyatakan biasanya dalam bentuk tantangan yang Fermat ajukan
terhadap matematikawan lain. Meskipun kasus khusus untuk n = 3 dan n = 4 ia
ajukan sebagai tantangan (dan Fermat mengetahui bukti untuk kasus ini) namun
teorema umumnya tidak pernah ia sebut lagi. Pada kenyataannya karya matematika
yang ditinggalkan oleh Fermat hanya satu buah pembuktian. Fermat membuktikan
bahwa luas daerah segitiga siku- siku dengan sisi bilangan bulat tidak pernah
merupakan bilangan kuadrat. Jelas hal ini mengatakan bahwa tidak ada segitiga
siku-siku dengan sisi rasional yang mempunyai luas yang sama dengan suatu
bujursangkar dengan sisi rasional. Dalam simbol, tidak terdapat bilangan bulat
x, y, z dengan sehingga bilangan kuadrat. Dari sini mudah untuk mendeduksi
kasus n = 4, Teorema Fermat. Penting untuk diamati bahwa dalam tahap ini yang
tersisa dari pembuktian Fermat Last Theorem adalah membuktikan untuk kasus n
bilangan prima ganjil. Jika terdapat bilangan bulat x, y, z dengan maka jika n
= pq, .
Kapankah angka nol ditemukan?
Zero = 0 = Empty = Kosong (Nol) Memang,
kata dalam Bahasa Inggris ‘zero’ (nol) berasal dari bahasa Arab ‘sifr’, suatu terjemahan
literal dari bahasa Sanskrit “shûnya” yang bermakna “kosong”. Runtutan
keterkaitan bahasa dari masa ke masa: shûnya (Sanskrit) -> (Ancient
Egypt/Babylonia) -> (Greek/Helenic) -> (Rome/Byzantium) – sifr (Arab)
-> zero (English) -> nol; kosong (Indonesia) Wikipedia The word “zero”
comes ultimately from the Arabic “sifr”, or “empty,” a literal translation of
the Sanskrit “shûnya”. With its new use for the concept of zero, zephyr came to
mean a light breeze – “an almost nothing” (Ifrah 2000; see References). The
word zephyr survives with this meaning in English today. The Italian
mathematician Fibonacci (c.1170-1250), who grew up in Arab North Africa and is
credited with introducing the Arabic decimal system to Europe. Around the same
time, the Arab mathematician al-Khwarizmi described the “Hindu number” system
with positional notation and a zero symbol in his book Kitab al-jabr wa’l
muqabalah. Nol asalnya dari India “shûnya” bukan cuma sebuah istilah, tapi juga
konsep.
Sekitar tahun 300 SM orang babilonia
telah memulai penggunaan dua buah baji miring, //, untuk menunjukkan sebuah
tempat kosong, sebuah kolom kosong pada Abakus. Simbol ini memudahkan seseorang
untuk menentukan letak sebuah symbol. Angka nol sangat berguna dan merupakan
simbol yang menggambarkan sebuah tempat kosong dalam Abakus, sebuah kolom
dengan batu-batu yang ditempatkan di dasar. Kegunaannya hanya untuk memastikan
bahwa butiran-butiran tersebut berada di tempat yang tepat, angka nol tidak
memiliki nilai numeric tersendiri.
Pada
komputer nol ini dapat merusak sistem, karena nol diartikan tidak ada.
Berapapun bilangan dikalikan dengan nol hasilnya tidak ada. Nah inilah yang
membuat bingung dalam operasi perhitungan.
Perhatikan contoh ini :
0=0 ( nol sama dengan nol,
benar)
0 x3=0 x 89 (nol sama-sama
dikalikan dengan sebuah bilangan, karena juga akan bernilai nol)
(0 x 3)/0= (0 x 89)/0
(sebuah bilangan dibagi dengan bilangan yang sama, akan bernilai satu)
3=89 (???, hasil ini yang
membuat bingung)
Walaupun demikian sebenarnya nol itu
hebat, jika tidak ditemukan angka nol tulisan satu juta dalam bilangan romawi
ditulis apa?? Bisa-bisa selembar kertas tidak sampai untuk hanya memberikan
symbol satu juta itu. Bisa dibayangkan jika nol tidak ada. Banyak kekuatan yang
terkandung dalam angka ini. Nol adalah perangkat paling penting dalam
matematika. Namun berkat sifat matematis dan filosofis yang aneh pada angka
nol, ia akan berbenturan dengan filsafat barat.
Angka nol berbenturan dengan salah satu
prinsip utama filsafat barat, sebuah dictum yang akar-akarnya terhujam dalam
filsafat angka Phythagoras dan nilai pentingnya tumbuh dari paradoks Zeno.
seluruh cosmos Yunani didirikan di atas pilar: tak ada kekosongan.
Kosmos Yunani yang dis=ciptakan oleh Phytagoras,
Aristoteles dan Ptolemeus masih lama bertahan setelah keruntuhan peradaban
Yunani. Dalam kosmos ini tak ada ketiadaaan. Oleh karena itu, hampir sepanjang
dua milinium orang-orang barat tak bersedia menerima angka nol. Konsekuensinya
sungguh menakutkan. Ketiadaan angka nol menghambat perkembangan matematika,
menghalangi inovasi sains dan yang lebih berbahaya, mengacaukan sistem
penanggalan.
Macam-macam bilangan
Bilangan Bulat adalah
bilangan yang terdiri atas bilangan positif, bilangan nol, dan bilangan
negatif.
Misal : ….-2,-1,0,1,2….
Bilangan asli adalah
bilangan bulat positif yang diawali dari angka 1(satu) sampai tak terhingga.
Misal : 1,2,3….
Bilangan cacah adalah
bilangan bulat positif yang diawali dari angka 0 (nol) sampai tak terhingga.
Misal : 0,1,2,3,….
Bilangan prima adalah
bilangan yang tepat mempunyai dua faktor yaitu bilangan 1 (satu) dan bilangan
itu sendiri.
Misal : 2,3,5,7,11,13,…..
(1 bukan bilangan prima,
karena mempunyai satu faktor saja).
Bilangan komposit adalah
bilangan yang bukan 0, bukan 1 dan bukan bilangan prima.
Misal ; 4,6,8,9,10,12,….
Bilangan rasional adalah
bilangan yang dinyatakan sebagai suatu pembagian antara dua bilangan bulat
(berbentuk bilangan a/b, dimana a dan b merupakan bilangan bulat).
Misal: 1/2 ,2/(3 ),3/4….
Bilangan irrasional adalah
bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai pembagian dua bilangan bulat.
Misal: π, √3 , log 7 dan
sebagainya.
Bilangan riil adalah
bilangan yang merupakan penggabungan dari bilangan rasional dan bilangan irrasional
Misal: 1/2 √(2 ),1/3 √5,1/4
π,2/3 log2 dan sebagainya.
Bilangan imajiner (bilangan
khayal) adalah bilangan yang ditandai dengan i, bilangan imajiner i dinyatakan
sebagai √(-1). Jadi, jika i = √(-1) maka i2= -1
Misal: √(-4)=⋯?
Misal: √(-4)=⋯?
√(-4)=√(4×(-1) )
= √4×√(-1)
= 2 × i
= 2i
Jadi, √(-4)=2i.
Bilangan kompleks adalah
bilangan yang merupakan penggabungan dari bilangan riil dan bilangan imajiner.
Misal; π√(-1)= πi
Log √(-1)=logi
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Sejarah Angka Nol
Ditulis oleh Belajar Matematika
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://doyan-matematika.blogspot.com/2013/07/seajarah-angka-nol.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Belajar Matematika
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar